Selamat datang di dunia Bocah...
RSS

Selasa, 17 Agustus 2010

Selamat ulang tahun Indonesiaku


"Tujuh belas Agustus tahun empat lima...itulah hari kemerdekaan kita...
hari merdeka nusa dan bangsa hari lahirnya bangsa Indonesia...meeerrrdeeekaaaa..."


Sekitar sepuluh atau sebelas tahun yang lalu, ketika aku masih hidup di tengah perkebunan yang jauh dari keramaian. Jangankan internet, Handphone pun masih jadi barang yang sangat langka. Yang aku tahu hanya pesawat radio milik ayahku, telpon kantor dan mesin fax diruangan kerja ayahku. Ketika itu, ketika malam kemerdekaan seperti saat ini, beramai-ramai anak karyawan dari yang bocah sampai yang hampir dewasa, dari yang fisiknya sehat sampai yang sakit jantung, dari yang baik sampai yang nakal ramai-ramai berkeliling afdeling untuk sekedar menyanyikan lagu hari merdeka dengan diiringi dentingan piring, gelas, rantang, garpu, sendok dan bambu.

Siti, Yani si kembar Tini dan Lia adalah nama-nama yang masih kuingat sampai kini. Teman kecil yang sekarang entah berada dimana, entah ingat cerita kecil kami atau tidak. Malam itu mereka menjemputku ke rumah. Kubawa sebuah rantang ceper dan garpu milik mamaku untuk ku bunyikan "Teng...teng...teng...". Akupun ikut rombongan bocah berkeliling afdeling sambi bernyanyil riang gembira. Kala itu aku tak tahu yang aku lakukan untuk apa dan apa untungnya untukku dan bangsaku?. Kini aku perpikir bahwa dulu aku hanya ikut memeriahkan kemerdekaan negeri tercintaku tanpa tahu maknanya apa.

Tahun ke tahun aku mulai dewasa. Terbesit dalam benaku untuk tunjukan cintaku pada negeri ini. "Mama...aku ingin jadi Paskibraka" ucapku pada mama. "Untuk apa jadi paskibraka?" tanya mamaku sambil tersenyum. "jadi Paskibraka sekali seumur hidup, bisa berbaris diantara putra-putri terbaik pilihan bangsa itu sebuah kebanggaan. dengan begitu aku bisa tunjukkan perasaan banggaku atas merah putih bangsaku". Jawabku menggebu-gebu, mama hanya tersenyum.

"Paskibraka" kumasukan dalam list cita-citaku di tahun 2006. Sampai akhirnya aku bersama dengan Desi Nuraeni, Furi Septi Pirjian, Encep Cahya, Zezha Caesar Wage, Yusuf Maulana diberikan kesempatan untuk ikut seleksi tingkat Kota di Sukabumi. Sayang mungkin Tuhan lebih suka aku berambut panjang, aku pun gagal. Kulihat teman karibku Desi berdiri gagah diantara 32 putra-putri terbaik, aku tersenyum setidaknya satu diantara kami telah berhasil ada disana.

17 Agustus 2006 kusaksikan teman karibku Desi berseragam putih gagah berdiri diantara pasukan pengibar bendera. Bangganya aku melihat teman karibku berdiri diantara mereka!. Aku dan teman-temen seperjuanganku menyaksikan ketika bendera merah putih terbentang dan terdengar suara lirih dalam hati kecil "coba aku diantara mereka, pasti rasanya sangat bangga".

Setahun kemudian, 17 Agustus 2007 perasaan bangga diantara kekecawaan semakin tinggi. Bangganya aku ketika melihat Rizkia Ananda Winda tersenyum menjajaki anak tangga satu persatu untuk menerima sang saka ditangannya. Lagi-lagi aku dan teman seperjuanganku menyaksikan sang saka merah putih terbentang. "Kami boleh gagal, yang penting adik-adik kami bisa berhasil"

17 Agustus 2008 kusaksikan Febby Rizky, Adam Mandela & Fujianti mengiringi sang saka merah putih. Lagi-lagi aku dan teman seperjuanganku tersenyum bangga menyaksikan ketika sang saka merah putih terbentang. "Setidaknya diantara mereka ada penerus kami"

Semakin lama semakin aku berpikir, bentuk cintaku untuk negeriku ini seperti apa?. apa harus sampai tua kusaksikan merah putih terbentang?. atau harus kucium tanah untuk tunjukkan betapa aku cinta negeriku?.

17 Agustus 2009 aku tak lagi menyaksikan sang saka merah putih terbentang. Mengapa?. tak selamanya aku berpikir dengan pola pikir lama jawabnya!.



Negeriku semakin tua semakin bobrok penghuninya. katanya yang dibilang persatuan buktinya ada kesenjangan sosial. katanya yang dibilang negara berkembang nyatanya yang miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya. katanya pejabat nyatanya koruptor. katanya krisis ekonomi nyatanya mau redenominasi rupiah yang berkiblat ke Amerika. Katanya orang Indonesia nyatanya masih berkiblat kebudaya barat. katanya...katanya...katanya..."BENAHI DULU DIRIMU MASING-MASING!!!".

Dinegeri ini terlalu banyak manusia pemikir yang licik yang mengatas namakan kemajuan negara untuk menyembunyikan diri. Di negeri ini juga terlalu banyak manusia tak berotak yang taunya bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Lalu mau jadi apa bangsa ini?. Ayolah...besok 65 tahun "katanya" kita merdeka, tapi nyatanya banyak yang belum merdeka pikirannya. Ada yang merasa dirinya berkuasa seperti penjajah, ada yang merasa dirinya terjajah seperti nenek moyang kita!.

"Merdekakan dirimu sendiri baru merdekakan bangsamu!
cari cara untuk benahi diri sendiri barulah benahi bangsamu!
buatlah orang-orang disekitarmu bangga atas dirimu, barulah buat bangsamu bangga atas dirimu lsetelah itu buatlah bangsamu dibanggakan bangsa lain karena dirimu!
jangan sok peduli pada bangsamu ketika kamu tak peduli dengan dirimu!
peduli dengan dirimu bukan berarti tak peduli bangsamu!"


Jika yang lain mengucapkan "Dirgahayu Indonesia yang ke 65" aku mengucapkan "Selamat Ulang Tahun Indonesia yang ke 65". Mengapa?. Semakin tua, Indonesia semakin butuh kado untuk dirinya. Kado untuk buat Indonesia jadi harum namanya dimata dunia. Dan aku akan berikan kado untuk Indonesia dengan caraku sendiri...

1 komentar:

DONdikr mengatakan...

like this banget...
"merdekakan dirimu"

Posting Komentar

click this!